Senin, 01 September 2025

Materi Ajar Senin 01 September 2025

| |

 

 


Identitas :
Hari/tanggal             : Senin 01 September 2025
Mata pelajaran         : Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia,Seni Rupa & matematika
Alokasi waktu          : 1×35 menit
pertemuan ke             : 1
Model pembelajaran : PBL
Media pembelajaran : LKPD, papan pintar FPB & KPK

🌠 Capaian Pembelajaran :

 Pendidikan Pancasila 
2.1 peserta didik diharapkan mampu memahami dan menerapkan berbagai norma dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, serta mampu menjelaskan pentingnya norma dalam menciptakan kehidupan yang harmonis dan tertib

🌠 Capaian Pembelajaran :
 Bahasa Indonesia
1.1 Peserta didik mampu menganalisis informasi dengan mengidentifikasikan ciri objek, urutan proses kejadian dan nilai- nilai dari berbagai tipe teks nonfiksi dan fiksi yang disajikan dalam bentuk lisan, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan audio.

🌠 Capaian Pembelajaran :
Seni Rupa
1.1. Murid dapat mengamati, mengenal, merekam, dan menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual dengan garis pijak dan proporsi
 
🌠 Capaian Pembelajaran : matematika
1.1 
 
🌅Tujuan Pembelajaran : Pendidikan Pancasila
2.1 Murid dapat memahami penerapan norma dalam kehidupan 

🌅Tujuan Pembelajaran : matematika 
2.1 Murid dapat memahami Cara menentukan KPK dan FPB

🌅Tujuan Pembelajaran :Seni Rupa
2.1 Murid dapat memahmai unsur prinsip ritme

🌅Tujuan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
2.1 Murid dapat menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung
 
 
Ringkasan Materi


Pendidikan Pancasila 

Sebelumnya kamu sudah mengenal 4 jenis norma-norma yang diterapkan dalam keseharian.

Kali ini kamu akan diajak belajar bersama tentang komik pancasila yang berjudul "Penerapan Norma", nih.

Yuk, simak bersama kisah dan pesan dari komik Pancasila di hlm. 47-54 di bawah ini!

Di lingkungan sekolah kita juga harus senantiasa menerapkan perilaku yang sesuai normal, salah satunya antre dan berbaris, menjaga ketertiban.

Komik Pancasila: Penerapan Norma

Murid kelas 5 digambarkan berangkat sekolah bersama.

Salah satunya menanyakan tentang tugas pendidikan Pancasila yang diberikan oleh Pak Guru.

Tugasnya adalah menceritakan aktivitas di rumah, dan mereka semua sudah mengerjakan tugas itu.

Di rumah ada yang membantu ibu mencuci piring hingga merapikan kamar tidur.

Di tengah perjalanan ke sekolah, mereka bertemu barisan semut yang sedang melintas.

Dari semut yang berbaris rapi, mereka melihat bahwa hewan saja mengenal kerja sama.Hal itu patut dicontoh supaya manusia senantiasa saling tolong menolong dan bekerja sama untuk tujuan yang baik.

Jangan sampai kita yang manusia kalah dari semut-semut yang teratur dan rapi, Kids.

Anak-anak itu menyadari kalau semut yang bukan manusia saja bisa hidup dengan teratur dan rapi.

Pertanyaan yang muncul dalam benak mereka lalu mereka tanyakan pada pak Guru yang mereka temui di depan kelas.

Sebelum masuk, mereka berbaris rapi dan antre untuk bisa masuk ke dalam kelas.

Nah, ketika sudah masuk kelas mereka bertanya kepada pak Guru tentang perilaku kawanan semut yang mereka temukan.

Pak Guru bilang meski enggak punya akal semut nyatanya punya naluri.

Sehingga keteraturan yang terlihat dari perilaku sehari-hari semut sebenarnya bagian dari cara mereka bertahan hidup.

Mereka bekerja sama saling bantu membantu untuk mengumpulkan makanan untuk kawanannya.

Hal ini bisa dipraktekan pada kehidupan di rumah bahwa sebagai bagian dari anggota keluarga, anak-anak punya kewajiban terlibat dalam mengurus rumah.

Dengan begitu tugas yang banyak atau berat sekalipun akan terasa ringan dan cepat selesai.

                                                MATEMATIKA

 




Angka yang paling sering digunakan dalam membagi bilangan adalah 2, 3, dan 5. Angka yang paling sering muncul akan diambil sebagai faktorisasi primanya. Dengan demikian, KPK dan FPB suatu bilangan akan mudah ditemukan.

Cara Menentukan KPK dan FPB Menggunakan Faktorisasi Prima

cara menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima harus memenuhi beberapa syarat.

1. Diuraikan Faktor Primanya

Setiap bilangan diuraikan menjadi perkalian faktor-faktor primanya. Lalu, yang dimaksud faktorisasi prima adalah bilangan pembagi. Misalnya, 2 dan 3. Jika muncul berulang, maka cara penulisannya dipangkatkan.
Misalnya: 4 = 2×2= 2² atau 16= 2×2×2×2= 2⁴

2. Memilih Faktor Pangkat Terbesar

KPK dapat ditentukan dari perkalian semua faktor yang ada. Jika ada faktor yang sama, pilihlah yang pangkatnya terbesar. Contohnya, jika muncul faktorisasi prima 2⁴ × 3 × 2 dan 2× 3× 5, maka pilih 2⁴× 3 × 5.

3. Memperhatikan Perkalian Faktor Sekutu

FPB dapat ditentukan dari perkalian faktor yang bersekutu dengan pangkat terkecil. Maksud dari perkalian faktor sekutu adalah bilangan-bilangan yang sama. Misalnya, 2 dan 3, lihat pangkat terkecilnya.
Misalnya, faktorisasi prima 2× 3² dan 2⁴ × 3, maka pilihlah pangkat terendah, yaitu 2 × 3= 6.

Contoh Soal FPB dan KPK

Berikut ini contoh soal mengenai FPB dan KPK yang dicari menggunakan faktorisasi prima.
Contoh Soal:
  1. Carilah KPK dan FPB dari 12 dan 18!
Pembahasan:
  • 12:2=6
  • 6:2= 3 sehingga yang dicatat adalah bilangan pembaginya saja 12= 2x2x3= 2x3
  • 18:2=9
  • 9:3=3 sehingga 18= 2x3x3= 2x3
  • Jadi:
  • KPK 12 dan 18 = 2x 3=4x9=45 (diambil pangkat tertinggi)
  • FPB 12 dan 18= 2x3= 6 (diambil pangkat terendah)
Cara menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima di atas merupakan cara yang sederhana. Saat mencari KPK, maka hasil faktorisasi primanya dicari yang pangkatnya terbesar. Sedangkan untuk mencari FPB, dicari yang pangkatnya terendah.
 
                                            SENI RUPA 

Pada Pembelajaran Unit 2 ini siswa diajak untuk menggambar diatas kertas atau media lain yang menunjukkan prinsip ritme seni rupa di dalamnya, siswa dibebaskan untuk rekreasi menggambar apa saja yang disukai.

Dalam prosespembelajaran guru dapat memilih pendekatan model pembelajaran Visual, Auditoridan Kinestetik (VAK) atau model lain yang di pandang cocok untuk mengeksplorasiunsur seni rupa dan hubungannya dengan dengan cara mengamati objekdi lingkungan sekitar sekolah. Untuk mengukur kompetensi dilakukan melaluipenilaian tes perbuatan bentuk portofolio dan pengamatan dan hasil menggambarsiswa kedalam kertas (Jurnal Visual/Sketsa) yang telah dikumpulkan / didokumentasikan.

A. Pengertian Prinsip Ritme

Sebuah karya seni yang dihasilkan seorang seniman, desainer atau perancang, pasti terdiri dari unsur-unsur seni rupa yang bersatu menjadi kesatuan utuh sehingga dapat dinikmati secara visual. Salah satu dariprinsip-prinsip tersebut adalah ritme, siswa dapat menentukan prinsip ritme dalam seni rupa dengan memperhatikan susunan yang terdapat dalam sebuah karya seni, dari sinilah sebuah karya seni biasa bernilai estetika tinggi dan sangat indah.

Menurut Rathus (2008:239), ritme dapat dilihat dengan pengelompokan unsur-unsur bentuk yang repetitif seperti garis, bentuk, dan warna. Sedikit perubahan dalam ritme, baik dalam seni musik maupun seni rupa, dapat menambah daya tarik, tetapi perubahan yang besar dapat menyebabkan kesan tidak mengenakkan.


B. Menggambar Prinsip Ritme

Dalam sebuah karya seni rupa, irama atau ritme dapat berupa pengulangan bentuk, warna, atau motif. Pengulangan ini bebas dilakukan sesuai selera sang seniman. Irama perubahan dari besar ke kecil disebut irama progresif, sedangkan dari kecil ke besar disebut irama mengalun. Irama dengan pengulangan bentuk, ukuran, dan warna yang sama disebut irama repetitif.

Dalam pembelajaran ini siswa diminta untuk menerapakan prinsip seni rupa dan dapat menciptakan gambar yang menunjukkan prinsip ritme dalam sebuah karya gambar dengan media kertas, ritme dapat diciptakan dengan pola repetisi dan dapat dibentuk dari pengulangan satu atau lebih unsur secara terus menerus baik teratur atau tidak teratur sehingga membentuk kesan keindahan tersendiri.

Alat dan bahan:

Pensil/Pensil warna/Krayon/Spidol/alat mewarnai yang lain.

Alternatif : Arang/Kapur/tumbuhan yang mengandung warna dan lain-lain

Kertas A4/buku gambar (ketebalan dibebaskan).

Alternatif : Kardus/papan kayu/media yang tersedia.

 Siswa dipersilahkan memilih dan mencoba alat bahan yang erbeda.

Siswa dipersilahkan menggunakan alat yang tersedia di daerah sekitar.

Berikut ini salah satu contoh menggambar dengan prinsip ritme

Irama dalam karya seni dapat timbul jika ada pengulangan yang teratur dari unsur yang digunakan. Irama dapat  terjadi pada karya seni rupa dari adanya pengaturan unsur garis, raut, warna, teksture, gelap-terang secara berulang-ulang. Pengulangan unsur bisa bergantian yang biasa disebut irama alternatif. Irama dengan perubahan ukuran (besar-kecil) disebut irama progresif. Irama gerakan mengalun atau Flowing dapat dilakukan secara kontinyu (dari kecil ke besar) atau sebaliknya. Irama repetitif adalah pengulangan bentuk, ukuran, dan  warna yang sama (monotun).

                                  BAHASA INDONESIA

 


Pengertian 

Perbedaan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dapat dilihat dengan jelas pada pengertiannya, teman-teman.

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan langsung oleh pembicara kepada orang lain tanpa merubah apa pun.

Jadi, kalimat yang diungkapkan tersebut disampaikan sama persis tanpa penambahan atau pengurangan kata sedikit pun.

Kalimat langsung ini digunakan untuk menyampaikan berbagai kejadian atau permasalahan dengan bahasa langsung.

Biasanya, intonasi atau nada yang digunakan juga sama dengan yang dilakukan oleh sumber informasinya. 

Pada penulisan kalimat langsung, biasanya disertai dengan tanda kutip. Bisa berupa kalimat tanya, berita, atau perintah.

2. Kalimat Tidak Langsung

Sementara itu, kalimat tidak langsung adalah kalimat yang mengutarakan kembali isi perkataan pembicara dalam bentuk kalimat berita.

Kalimat tidak langsung juga bisa diartikan sebagai ubahan dari kalimat langsung yang tidak langsung diucapkan.

Dengan begitu, jenis kalimat ini hanya akan menyampaikan isi atau maksud atas perkataan orang ketiga atau pembicara.

Tak hanya itu, penulisan pada kalimat langsung pun tidak menggunakan tanda petik dua dan bisa diubah tata kalimatnya.

Karakteristik Pada Kalimat

Selain pengertiannya, baik kalimat langsung maupun kalimat tidak langsung memiliki ciri dan karakteristiknya masing-masing.

1. Kalimat Langsung

-Menggunakan tanda petik "....."

- Pada bagian yang dikutip, intonasi disesuaikan isi kalimat.

- Kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip adalah tetap.

- Kalimat yang diberi tanda petik bisa tanya, perintah, atau perintah.

- Kalimat petikan dan pengiring dipisah menggunakan tanda koma.

2. Kalimat Tidak Langsung

- Tidak menggunakan tanda petik "....."

- Intonasi kalimat datar dan di akhir kalimat menurun.

- Kata ganti orang di bagian kalimat yang dikutip mengalami perubahan.

g dan kalimat tidak langsung.

Sebelumnya, kita sudah diajak untuk membaca cerita pendek berjudul 'Kelinci Kecil dan Burung Pipit' di halaman 28.

Saat membaca teks itu, maka kita akan menemukan dua jenis kalimat yang berbeda. Yap, ada kalimat langsung dan tidak langsung.

Hal ini terlihat karena ada kalimat yang dituliskan dengan tanda baca berupa tanda petik "....." dan ada juga yang tidak.

Tidak hanya pada teks cerita pendek itu, hal serupa juga bisa ditemukan di sebuah cerita dari buku maupun majalah.

Hmm, memangnya apa saja perbedaan dari kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung, Bo? Cari tahu bersama, yuk!

Pengertian 

Perbedaan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dapat dilihat dengan jelas pada pengertiannya, teman-teman.

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan langsung oleh pembicara kepada orang lain tanpa merubah apa pun.

Jadi, kalimat yang diungkapkan tersebut disampaikan sama persis tanpa penambahan atau pengurangan kata sedikit pun.

Kalimat langsung ini digunakan untuk menyampaikan berbagai kejadian atau permasalahan dengan bahasa langsung.

Biasanya, intonasi atau nada yang digunakan juga sama dengan yang dilakukan oleh sumber informasinya.

 

Pada penulisan kalimat langsung, biasanya disertai dengan tanda kutip. Bisa berupa kalimat tanya, berita, atau perintah.

2. Kalimat Tidak Langsung

Sementara itu, kalimat tidak langsung adalah kalimat yang mengutarakan kembali isi perkataan pembicara dalam bentuk kalimat berita.

Kalimat tidak langsung juga bisa diartikan sebagai ubahan dari kalimat langsung yang tidak langsung diucapkan.

Dengan begitu, jenis kalimat ini hanya akan menyampaikan isi atau maksud atas perkataan orang ketiga atau pembicara.

Tak hanya itu, penulisan pada kalimat langsung pun tidak menggunakan tanda petik dua dan bisa diubah tata kalimatnya.

Karakteristik Pada Kalimat

Selain pengertiannya, baik kalimat langsung maupun kalimat tidak langsung memiliki ciri dan karakteristiknya masing-masing.

1. Kalimat Langsung

- Menggunakan tanda petik "....."

- Pada bagian yang dikutip, intonasi disesuaikan isi kalimat.

- Kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip adalah tetap.

- Kalimat yang diberi tanda petik bisa tanya, perintah, atau perintah.

- Kalimat petikan dan pengiring dipisah menggunakan tanda koma.

2. Kalimat Tidak Langsung

- Tidak menggunakan tanda petik "....."

- Intonasi kalimat datar dan di akhir kalimat menurun.

- Kata ganti orang di bagian kalimat yang dikutip mengalami perubahan.

- Kalimatnya hanya berbentuk berita.

- Ada kata tugas seperti, untuk, supaya, bahwa, dan sebab.

Contoh Kalimat

Untuk semakin memahami perbedaan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung, berikut ini Bobo berikan contohnya:

1. Kalimat Langsung

- Ibu berkata, "Cepat bangun agar tak terlambat sekolah!"

- "Aku tidak akan terlambat lagi besok," ujar Andi, temanku.

2. Kalimat Tidak Langsung

- Bapak berpesan agar tidak pulang larut malam.

- Setelah melihat gambar itu, Ayu memuji kalau gambar itu sangat bagus.

Nah, itulah penjelasan terkait perbedaan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.


Kesimpulan 
Alhamdulillah pada pembelajaran hari ini ananda telah membahas tentang pendidikan Pancasila terkait materi memahami penerapan normadalam kehidupan sehari-hari. Serta membahas tentang seni rupa dengan menggambar ritme. Dengan media gambar video pembelajaran yang membuat siswa menjadikan lebih mudah untuk diingat. Dan pelajaran kita yang terakhir yaitu matematika tentang pengertian faktorisasi Prima

Penutup 

Semoga bermanfaat ya nak pembelajaran kita hari ini. Semoga besok kita bertemu kembali.
Wassalamu'alaikum

 

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Blog Archive

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Materi Ajar jumat 12 September 2025

 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©