Welcome to Second Semester TP. 2023/2024
day / Date: : Senin, 15 Januari 2024
Lesson : Tematik
Tema 6 : (Menuju Masyarakat sederhana)
Subtema 1 : masyarakat peduli lingkungan
Pembelajaran :3
Muatan Pelajaran :IPS (KD 3.4); Bahasa Indonesia (KD .3.7) ; PPKN(KD 3.2)
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan kegiatan membaca dan mengamati gambar pelajar dalam bacaan, siswa dapat mengidentifikasi perilaku positif masyarakat yang merupakan wujud makna proklamasi kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
2. Dengan kegiatan mengamati gambar, siswa dapat menyampaikan hasil pengamatan tentang makna proklamasi kemerdekaan dalam upaya membangun masyarakat Indonesia sejahtera dengan tepat.
3. Dengan kegiatan berdiskusi tentang kewajiban sebagai warga negara, siswa dapat menjelaskan pelaksanaan kewajiban sebagai warga negara dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
4. Dengan kegiatan berlatih menjawab pertanyaan, siswa dapat menyampaikan laporan pembahasan tentang makna proklamasi kemerdekaan dalam upaya membangun masyarakat Indonesia sejahtera dengan tepat.
5. Dengan kegiatan membaca bacaan berjudul “Kerukunan di Kampung Wonorejo Papua”, siswa dapat menyampaikan perkiraan informasi dari teks nonfiksi berdasarkan kata-kata kunci yang terdapat pada judul dengan tepat.
6. Dengan kegiatan berlatih, siswa dapat menyampaikan perkiraan informasi dari teks nonfiksi berdasarkan kata-kata kunci yang terdapat pada judul dengan tepat.
Apersepsi
Bagaimana hari ini kalian tetap semangat dan selalu semangat ya, Sebelumnya mari kita baca doa belajar dulu ya nak..
Alhamdulillah kemarin di pembelajaran 2 kita sudah mempelajari materi pemahaman bacaan serta memahami paragraf deduktif dan induktif
sekarang kita melanjutkan pembelajaran 3 tentang menyebutkan upaya membangun masyarakat Indonesia sejahtera dengan tepat.
Mari kita simak video pembelajaran hari ini
Bacalah teks cerit dibawah ini
Kerukunan di Kampung Wonorejo, Papua
Kampung Wonorejo, Arso Timur, Papua adalah salah satu kampung
transmigran. Warganya berasal dari berbagai daerah padat penduduk di
Pulau Jawa. Kondisi tersebut membuat warga di kampung Wonorejo memiliki
perbedaan suku, agama, dan budaya.
Di Kampung Wonorejo, posisi rumah warga bersebelahan. Semua warga
akrab tak terkecuali anak-anak. Setiap hari anak-anak di Kampung Wonorejo
pergi ke sekolah bersama. Itu sebabnya mereka sangat akrab. Mereka suka
bermain bersama dan sering menghabiskan waktu di rumah satu sama lain. Meskipun berbeda suku, kebersamaan begitu kental terlihat dalam keseharian mereka. Setiap akhir minggu anak-anak Kampung Wonorejo berkumpul di balai utama kampung. Biasanya, mereka olahraga bersama atau sekadar bermain-main. Bagi anak-anak yang menginjak usia remaja akan mendapat penyuluhan tentang menjaga kebersihan diri saat pubertas dari tenaga kesehatan. Kadang-kadang mereka juga membantu orang tua yang sedang bekerja bakti membersihkan lingkungan.
Semua warga di Kampung Wonorejo hidup rukun. Mereka menyadari bahwa
para pahlawan telah meraih kemerdekaan dengan semangat perjuangan tinggi. Dalam meraih kemerdekaan, para pejuang tidak memandang perbedaan daerah, agama, dan suku bangsa. Mereka bersatu padu untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Oleh sebab itu, semua warga Kampung Wonorejo ingin menjaga persatuan di daerah mereka sebagai wujud menjaga kesatuan NKRI. Mereka hidup rukun dalam perbedaan.
Potret Kampung Wonorejo, Arso Timur, menunjukkan kepada kita tentang
kerukunan dalam keragaman. Semua warga kampung hidup rukun walaupun
berbeda asal usul suku bangsa, agama, dan budaya. Keragaman suku bangsa
menjadi modal sosial dalam pembangunan.
Keberadaan berbagai suku bangsa yang ada di Kampung Wonorejo ini tidak
lepas dari kebijakan pemerintah tentang transmigrasi. Program transmigrasi
di mulai sejak pemerintahan Orde Baru pada tahun 1961. Pemerintah Orde
Baru menggalakkan program transmigrasi sebagai upaya untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera. Melalui program ini membuktikan bahwa
setelah mengikuti transmigrasi, masyarakat memiliki rumah, lahan pertanian,
dan keterampilan sebagai bekal hidup di lokasi transmigrasi. Program tersebut
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini berlandaskan pada
hak setiap warga negara untuk mendapat penghidupan dan pendidikan yang
layak dari negara.
Saat ini latar belakang kehidupan warga di Kampung Wonorejo sudah
mengalami percampuran budaya dan agama. Sebagian warga Kampung
Wonorejo sudah melakukan pernikahan antarsuku. Bagi warga Kampung
Wonorejo, keragaman adalah kekayaan mereka.
Dalam perkembangannya, ada beberapa yang harus diperhatikan antara
Kampung Wonorejo dan kampung-kampung sekitarnya, misalnya Kampung
Kibay. Penduduk asli Kibay terdiri atas 121 kepala keluarga. Sebagian dari
mereka tersebar di Distrik Arso. Wilayah Kibay memiliki potensi sumber daya
alam seperti hutan dan hasil pertanian. Warga di Kampung Kibay menanam
sayur dan umbi-umbian untuk dikonsumsi sebagai makanan pengganti beras.
Para wanita di kampung ini juga terampil menganyam noken dari kulit pohon.
Sebagian warga bekerja serabutan penebang kayu, tukang bangunan, dan
buruh harian di perkebunan sawit.
Potret Kampung Kibay memberi gambaran kepada kita tentang mata
pencaharian sebagian besar penduduk asli Papua dan para transmigran,
seperti di Kampung Wonorejo. Di Kampung Wonorejo, kehidupan masyarakat
cukup harmonis. Mereka hidup berdampingan dengan penduduk asli Papua.
Apabila terjadi peristiwa yang menyangkut hukum, seperti pencurian atau
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat akan diproses secara hukum.
Akan tetapi, sebelumnya mereka harus menyelesaikan masalah tersebut
melalui paguyuban adat. Jika ada kerusuhan di Kampung, paguyuban selalu
berperan penting dalam proses penyelesaian masalah.
Para perempuan di Kampung Wonorejo dan Kampung Kibay juga saling
bertukar pengetahuan antara perempuan Papua dan perempuan transmigrasi
yang berasal dari Jawa. Para perempuan Jawa mengajarkan perempuan Papua
cara membuat kue dari bahan tepung singkong dan cara membuat sayur dari
batang pohon pisang. Sebelumnya orang Papua, selalu membuang batang
pohon pisang yang sudah ditebang. Berkat pengetahuan dari perempuan
Jawa, kini mereka memanfaatkan batang pisang menjadi sayur yang lezat.
Penduduk asli Papua dan warga transmigran saling bertoleransi. Mereka
saling menghormati perbedaan agama maupun budaya. Mereka menganggap
bahwa perbedaan budaya dan agama merupakan kekayaan bangsa Indonesia
yang harus dijaga. Para penduduk bisa hidup rukun berdampingan sebagai
satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Warga Kampung Kibay dan Kampung Wonorejo tetap menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka juga menjaga persatuan
dan kesatuan serta selalu menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika
dalam segala perbedaan yang ada. Mereka memiliki jati diri sebagai bangsa
Indonesia yang beretika dan santun, serta mempunyai jiwa gotong royong,
dan toleransi tinggi. Mereka ingin menciptakan kehidupan di bumi Indonesia
yang damai, tenteram, hidup rukun berdampingan.
Oleh: Nirwasita
Diolah dari: http://www.kompasiana.com/spiritofpapua/migrasi-dan-perempuan-dalam-keragaman-kampung-wonorejo_56990c2ff67e61f40a27f392
Soal latihan
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini secara lisan!
1. Apa judul bacaan di atas?
2. Apa kata kunci pada judul bacaan di atas?
3. Apakah informasi dari bacaan berdasarkan kata kunci pada judul?
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan menuliskan pada kolom tersedia!
1. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai warga masyarakat dalam memaknai
kemerdekaan?
2. Bagaimana pelaksanaan kewajibanmu sebagai warga masyarakat?
Refleksi & Evaluasi
Dalam pembelajaran hari ini terkait pelajaran IPS, PPKN dan bahasa indonesia, masih terdapat 2 orang siswa dari jumlah 20 siswa keseuruhan atau sekitar 10% yang belum memahami isi bacaan dari teks tersebut. maka perlu diadakan bimbingan lanjut setelah jam pembelajaran selesai.
Kesimpulan
Upaya untuk mengisi kemerdekaan
1) Rajin beribadah sesuai agama
2) Belajar dengan giat, rajin dan tekun
3) Mengikuti upacara kemerdekaan dengan hikmat
4) Saling menghormati antar sesama
5) Mengikuti perlombaan 17 Agustus yang diadakan Panitia setempat
6) Ikut serta dalam mengemukakan gagasan/ide/pendapat di dalam kemerdekaan yang ada di kalangan masyarakat maupun sekolah
Penutup
alhamdulilah dalam pembelajaran hari ini berjalan tertib dan lancar semoga ilmu yang dusampaikan bermanfaat, kita bertemu lagi besok di pembelajaran 4 ya nak
0 komentar:
Posting Komentar