Identitas :
Hari/tanggal : Jum'at, 21 Agustus 2025
Kelas / Fase : 5 A /C
Mata pelajaran : IPAS & Bahasa Indonesia
Alokasi waktu : 1×35 menit
pertemuan ke : 1
Model pembelajaran : PBL
Media pembelajaran : happy note bagian telinga, papan bagian telinga dan LKPD bahasa indonesia
Tahukah Anda bahwa semua suara yang kita dengar ternyata melalui serangkaian proses yang cukup rumit? Yuk, cari tahu bagaimana proses mendengar terjadi dalam tubuh kita. Bagaimana kita bisa mengetahui adanya suara, arah datang suara, membedakan suara sampai memahami kata-kata.
Bagian-bagian Telinga

Telinga terbagi menjadi tiga bagian utama yang meliputi telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Ketiga bagian ini bekerja sama untuk menangkap, memperkuat suara, dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Setiap bagian memiliki struktur yang berperan penting dalam proses mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik, yang kemudian diteruskan melalui saraf pendengaran ke otak untuk diproses dan dipahami sebagai suara/bunyi yang memiliki makna. Berikut adalah bagian-bagian telinga dan fungsinya masing-masing:
Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari bagian yang dapat Anda lihat, yaitu daun telinga (pinna) dan liang telinga (ear canal). Daun telinga dengan bentuknya yang unik, merupakan pintu masuk atau awal dari proses mendengar, berfungsi menangkap gelombang suara dari lingkungan sekitar lalu menghantarkannya ke liang telinga. Setelah suara masuk ke liang telinga, gelombang suara akan mencapai gendang telinga dan diteruskan ke telinga tengah untuk diproses lebih lanjut.
Telinga Tengah
Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani/tympanic membrane) yang di belakangnya menempel rangkaian 3 (tiga) tulang pendengaran. Ketiga tulang tersebut terdiri dari tulang palu (malleus) yang terhubung langsung dengan gendang telinga di satu sisi dan tulang landasan (incus) di sisi lainnya. Sementara sisi lain dari tulang landasan terhubung dengan tulang sanggurdi (stapes), yang bagian kakinya melekat ke jendela oval (oval window) di telinga dalam. Tulang-tulang tersebut terdapat dalam sebuah rongga yang ikut berperan dalam meneruskan dan memperkuat gelombang/getaran suara dari gendang telinga ke telinga bagian dalam.

Ketika gelombang suara masuk ke telinga, gendang telinga akan bergetar seperti permukaan drum yang dipukul. Getaran ini juga ikut menggetarkan tulang palu, landasan dan sanggurdi yang saling terhubung, dalam proses ini getaran suara diperkuat sebelum dikirim ke telinga dalam untuk tahapan selanjutnya.
Telinga tengah juga terhubung ke bagian belakang hidung dan bagian atas tenggorokan melalui saluran sempit yang disebut tuba eustachius. Saluran ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan tekanan udara di telinga tengah, terutama saat kita pergi ke tempat dengan ketinggian berbeda, seperti saat berada di dalam pesawat yang sedang lepas landas atau saat mendaki gunung. Tuba eustachius dapat membuka dan menutup di ujung tenggorokan untuk menjaga tekanan udara serta membantu mengalirkan cairan dari telinga tengah ke tenggorokan. Gerakan membuka dan menutup ini terjadi saat kita mengunyah, menelan atau menguap. Keseimbangan tekanan di kedua sisi gendang telinga sangat penting agar gendang telinga dapat bergetar dengan baik, sehingga kita bisa mendengar dengan jelas tanpa rasa tidak nyaman.
Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari beberapa ruang yang saling terhubung dan berisi cairan. Salah satu dari ruang tersebut berbentuk seperti rumah siput dan disebut rumah siput (cochlea), berperan penting dalam proses mendengar. Masih ingat bagaimana getaran suara dari gendang telinga diperkuat oleh tulang-tulang pendengaran di telinga tengah sebelum dihantarkan ke telinga dalam/koklea melalui jendela oval (oval window)? Peningkatan kekuatan ini diperlukan karena telinga dalam berisi cairan, yang biasanya lebih sulit bergetar dibandingkan udara. Hal ini terjadi karena cairan lebih padat daripada udara, sehingga membutuhkan energi lebih besar untuk meneruskan getaran suara ke telinga dalam.
Di dalam Koklea terdapat sel-sel sensorik yang disebut sel-sel rambut yang mengubah getaran menjadi impuls-impuls listrik. Implus-impuls ini kemudian dikirim melalui saraf pendengaran ke otak untuk diterjemahkan menjadi suara. Gangguan pendengaran akibat kebisingan, faktor usia, atau efek samping obat-obatan umumnya terjadi karena sel-sel rambut ini mengalami kerusakan.
Selain koklea, telinga dalam memiliki tiga saluran yang berisi cairan yang disebut kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran), saluran ini merupakan bagian yang berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh dengan mendeteksi pergerakan cairan saat Anda bergerak ke arah mana pun. Di dalam saluran ini juga terdapat sel-sel rambut yang mengubah gerakan menjadi sinyal listrik, dan kemudian dikirim melalui saraf vestibular ke otak. Informasi sensorik ini memungkinkan Anda menjaga keseimbangan tubuh, sehingga dapat berdiri, berjalan, dan bergerak dengan stabil.
Proses Mendengar pada Otak
Impuls listrik dari telinga dalam dikirim melalui saraf pendengaran dan melewati berbagai pusat pemrosesan informasi di otak. Sinyal dari telinga kanan diteruskan ke korteks pendengaran (auditory cortex) yang berada di lobus temporal di sisi kiri otak. Sedangkan sinyal dari telinga kiri dikirim ke korteks pendengaran di sisi kanan otak.
Korteks pendengaran berfungsi untuk memilah, memproses, menafsirkan, dan menyimpan informasi tentang suara. Dengan membandingkan serta menganalisis semua sinyal yang masuk, otak dapat mengenali suara tertentu dan menyaring suara lain sebagai kebisingan latar belakang.
Mengalami Gangguan Pendengaran
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, gangguan pendengaran terkait usia (presbikusis), paparan kebisingan atau disebabkan oleh efek samping konsumsi obat-obatan tertentu, hal tersebut disebabkan oleh kerusakan sel-sel rambut yang berada di koklea. Jika sel-sel tidak berfungsi, kemampuan mendengar pun akan menurun. Namun, gangguan pendengaran juga bisa disebabkan oleh berbagai penyebab lain. Informasinya dapat Anda simak dalam artikel Macam dan Jenis Gangguan Pendengaran.
Untuk solusi gangguan pendengaran segera konsultasikan ke dokter THT Anda atau kunjungi cabang ABDI terdekat untuk pemeriksaan pendengaran dan solusi gangguan pendengaran Anda. Dengan bantuan alat bantu dengar, suara dapat terdengar lebih keras dan jelas, tentu saja disesuaikan dengan kondisi pendengaran masing-masing. Jadi, jangan menunggu hingga dampak dari gangguan pendengaran mengganggu aktivitas Anda. Segera temui konsultan pendengaran terdekat jika Anda mulai mengalami kesulitan mendengar.
BAHASA INDONESIA
Pada materi Bahasa Indonesia kelas 5 SD, kita akan belajar bersama tentang unsur intrinsik dalam cerita.
Dalam setiap cerita yang kita baca memiliki bagian-bagian penting di dalamnya. Bagian itu membentuk keutuhan cerita.Nah, bagian itulah yang disebut sebagai unsur intrinsik cerita. Setiap cerita memiliki unsur intrinsik yang berbeda.
Sebelumnya kita sudah membaca dengan seksama teks berjudul 'Kelinci Kecil dan Burung Pipit' di halaman 28-30.
Dalam teks itu, kita diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait unsur intrinsik yang membangun cerita itu.
Merupakan unsur yang membangun cerita dari dalam, unsur intrinsik cerita terdiri dari beberapa bagian. Apa saja? Cari tahu, yuk!
Unsur Intrinsik Cerita
Unsur intrinsik cerita terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat. Berikut rinciannya:
1. Tema
Tema adalah ide atau gagasan yang melatarbelakangi sebuah cerita. Tema jarang ditulis secara jelas oleh pengarangnya.
Untuk dapat mengetahui tema, kita harus membaca keseluruhan isi cerita dan rangkaian peristiwa dalam cerita itu.
Bisa dikatakan, tema ini adalah nyawa dari sebuah cerita. Sebab, tema akan menentukan latar belakang cerita.
Contoh tema dalam suatu cerita, seperti persahabatan, pengalaman liburan, kesehatan, lingkungan, sejarah, dan lainnya.
2. Tokoh dan Penokohan
Dalam setiap cerita, harus ada tokoh dan sifat atau karakternya masing-masing sebagai pelaku dalam sebuah cerita.
Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini memiliki fungsi penting sehingga suatu cerita dapat terjalin secara utuh.
Dalam setiap cerita, tokoh ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan peran, karakter, dan perkembangannya.
Berdasarkan perannya, tokoh dibagi menjadi dua bagian, yakni tokoh utama atau tokoh sentral dan tokoh tambahan.
Berdasarkan karakternya, tokoh dibagi menjadi protagonis (mengalami konflik), antagonis (penyebab konflik), tirtagonis (penengah).
Sementara berdasarkan perkembangan, tokoh terdiri dari tokoh statis (tidak ada perubahan sama sekali) dan tokoh berkembang.
3. Latar Cerita
Unsur intrinsik selanjutnya adalah latar, yang merupakan gambaran tempat, waktu, dan suasana dalam cerita.
Latar tempat ini maksudnya untuk menjelaskan di mana kejadian atau peristiwa dalam cerita itu terjadi, seperti sekolah atau rumah.
Latar waktu ini digunakan untuk menjelaskan waktu atau kapan kejadian atau peristiwa dalam cerita itu berlangsung.
Sementara itu, latar suasana digunakan untuk menjelaskan gambaran suasana yang ada pada cerpen. Bisa tegang, sedih, dan lainnya.
4. Alur Cerita
Alur cerita adalah urutan kejadian atau peristiwa yang membentuk sebuah cerita. Ada alur maju, mundur, dan campuran.
Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang memiliki susunan urut. Ada pengenalan, peristiwa, konflik, hingga penyelesaian.
Alur mundur adalah cerita yang dimulai dari peristiwa terakhir. Biasanya digunakan untuk menceritakan kilas balik peristiwa masa lalu.
Alur campuran adalah gabungan dari alur maju dan mundur. Biasanya disampaikan berurutan sekaligus menyisipkan cerita di masa lalu.
5. Sudut Pandang
Unsur intrinsik berikutnya adalah sudut pandang, yang artinya adalah posisi pengarang dalam menyampaikan cerita. Sudut pandang yang paling sering digunakan pengarang dalam cerita adalah sudut pandang orang pertama dan orang ketiga.
Sudut pandang orang pertama, pengarang terlibat langsung, ditandai dengan penggunaan kata ganti 'aku' dan 'saya'.
Sudut pandang orang ketiga, pengarang tidak terlibat langsung, ditandai penggunaan kata 'dia' dan 'mereka'.
6. Amanat
Terakhir ada amanat, yakni pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui cerita.
Pesan dalam sebuah cerita ini bisa disembunyikan atau disebut implisit, tapi bisa juga dijelaskan gamblang atau eksplisit.
Pesan juga dapat disampaikan antarkarakter dalam percakapan. Pembaca bisa memahaminya melalui peristiwa yang disajikan.
Contoh unsur intrinsik amanat adalah, cerita rakyat Malin Kundang yang berpesan tidak boleh durhaka kepada Ibu.
Nah, itulah macam-macam unsur intrinsik cerita dan penjelasannya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
2. Siapakah tokoh dalam cerita dan bagaimana sifat tokoh tersebut?
3. Di mana Latar cerita berlngsung?
4. Kapan cerita tersebut berlangsung?
5. Apa masalah yang terjadi?
6. Bagaimana masalah itu diselesaikan?
7. Apa Pesan dari cerita tersebut?




0 komentar:
Posting Komentar